Perburuan terhadap aset safehaven Emas dan Dolar kembali meningkat selama sesi perdaganga Rabu (25/11), membawa keduanya naik bersamaan sebagai korelasi yang tidak biasa setelah Israel dengan keras menolak seruan ‘Gencatan Senjata’ untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza bagi warga sipil yang terjebak di zona konflik.
Baru-baru ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan tentaranya untuk serangan darat dan merekomendasikan warga sipil di Gaza untuk menuju ke selatan. Dia menambahkan dia tidak akan memberikan rincian, dan waktu invasi akan dicapai melalui konsensus.
Merepon hal tersebut, Harga emas dipasar spot – berangsur menguat mencapai level tertinggi $1,987 per ons, sebelum akhirnya berakhir menguat sekitar $8.83 atau 0.45% pada level $1,979.34 per ons. Sedangkan emas berjangka kontrak Desember berakhir menguat sekitar $4.30 atau 0.22% pada level $1,990.40 per ons, setelah bergerak pada kisaran $1,998 – $1,973 di Divisi Comex.
Mata uang
Indeks Dolar AS berakhir menguat sangat signifikan merespon penguatan imbal hasil obligasi pemerintah AS, meningkatnya konflik geopolitik dan serangkaian data penjualan rumah di AS baru-baru ini.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa New Home Sales AS selama periode September meningkat sebanyak 12.3%, lebih besar dibandingkan sebelumnya yang mencatatkan penurunan sebesar 8.2%.
Hingga akhir perdagangan Rabu (25/11) Dolar berakhir dengan kenaikan sebanyak 30 poin atau 0.28% pada level 106.52, setelah capai tertinggi 106.57 dan terendah 106.14.
Sementara itu, sekeranjang mata uang berisiko kembali diperdagangkan lebih rendah karena tekanan Dolar. Pasangan GBP/USD mencatatkan kerugian terbesar diantara matauang G10, Pound Sterling melemah dalam dua hari terakhir setelah S&P Global melaporkan bahwa PMI Manufaktur masih berada di wilayah resesi dan data ketenagakerjaan Inggris menunjukkan pasar tenaga kerja mengalami pelonggaran. Hal tersebut, mendorong spekulasi bahwa Bank of England (BoE) akan mempertahankan suku bunga tidak berubah sebesar 5,25% pada pertemuan 2 November mendatang.
AUD/USD menjadi pemain terburuk kedua setelah Pound ditengah penguatan Dolar, meski sebelumnya Dolar Australia naik selama sesi Asia menyusul data inflasi Australia yang lebih tinggi dari perkiraan.
- AUDUSD : 0.6307 , -47 / -0.74%
- EURUSD : 1.0565 , -24 / -0.22%
- GBPUSD : 1.2108 , -51 / -0.42%
- NZDUSD : 0.5801 , -42 / -0.72%
- USDJPY : 150.23 , +34 / +0.23%
- USDCAD : 1.3796 , +57 / +0.42%
- USDCHF : 0.8966 , +36 / +0.40%
- USDCNH : 7.3256 , +168 / +0.23%
Minyak
Harga minyak mentah rebound etelah anjlok dalam tiga hari perdagangan berturut-turut merespon ketegangan geopolitil yang kembali meningkat di Timur Tengah.
Ketegangan meningkat setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan invasi darat. Dan menolak keras ‘gencatan senjata’.
- OIL (SPOT) : $85.00 , +$1.59 / +1.91%
- WTI : $85.30 , +$1.56 / +1.86%
- BRENT : $89.12 , +$1.96 / +2.25%
Sentimen
Selama sesi perdagangan Kamis (26/11), fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan GDP kuartal ke-3 dan sederatan data AS lainnya pada pukul 19.30 WIB. Data kunci GDP dan Inflasi PCE AS pada Kamis (26/11), yang akan menjadi salah satu indikor penting bagi pejabat Fed dalam memutuskan kebijakan moneter selanjutnya pada pertemuan pekan depan 1 November (waktu AS).
Sementara itu, selama sesi Eropa pasar akan terfokus pada pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada pukul 19.15 WIB.