Harga Emas Anjlok, Dolar Catatkan Tertinggi Baru Sejak November

Harga emas anjlok selama sesi perdagangan Selasa (26/9), mencapai level terendah dibawah $1,900 untuk pertama kalinya sejak 23 Agustus lalu.

Harga emas melemah ditengah kekacauan pada sektor properti China yang menyokong kontribusi terbesar pada ekonomi negara tersebut. Sementara itu, tingginya imbal hasil obligasi dan Indeks Dolar AS karena prospek bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga “lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama”.

Dipasar spot harga emas ditutup melemah sebanyak $15.08 atau 0.79% pada level $1,900.46 per ons, setelah capai tertinggi $1,916 dan terendah $1,898. Emas berjangka kontrak Desember berakhir melemah sebanyak $17.90 atau 0.92% pada level $1,918.70 per ons di Divisi Comex.

Dolar

Indeks Dolar AS menetap diatas level 106 untuk pertama kali sejak 29 November tahun lalu, pasar bahkan mengabaikan serangkaian data ekonomi AS yang dirilis mengecewakan.

Dalam data yang dirilis memperlihatkan bahwa:

  • US New Home Sales (MoM) (Aug), -8.7% (A) vs. -2.2% (F) vs. 4.4% (P)
  • US New Home Sales (Aug), 675K (A) vs. 698K (F) vs. 714K (P)
  • US CB Consumer Confidence (Sep), 103.0 (A) vs. 105.5 (F) vs. 106.1 (P)

Kekhawatiran investor secara luas terhadap ekonomi global telah melemahkan selera terhadap aset berisiko dan berburu Dolar sebagai safehaven utama. Hingga akhir perdagangan Selasa (26/9), Dolar berakhir menguat sebanyak 22 poin atau 0.21% pada level 106.18, setelah capai tertinggi 106.26 dan terendah 105.86.

Pasangan EUR/USD gagal bertahan diatas 1.06 setelah Dolar terus mencatatkan level tertinggi baru dan berbalik mencatatkan level terendah baru. EUR/USD berakhir melemah sebanyak 22 poin atau 0.20% pada level 1.05697. GBP/USD melemah sebanyak 56 poin atau 0.46% pada level 1.21542.

USD/JPY naik di atas 149.00 untuk pertama kalinya sejak 24 Oktober karena perbedaan kebijakan antara Federal Reserve (Fed) dan Bank of Japan (BoJ) yang terus berlanjut, dan investor tampaknya tidak takut akan intervensi dari otoritas Jepang. USD/JPY ditutup naik sebanyak 63 poin atau 0.47% pada level 149.056, setelah capai tertinggi 149.177 dan terendah 148.697.

Minyak

Harga minyak mentah dunia rebound dari level terendah hariannya dan berakhir menguat melihat kuatnya Dolar AS dan laporan bahwa Cadangan minyak mentah AS menyusut dengan cepat di tengah defisit pasokan global yang mencapai hampir 2 juta barel per hari.

Dalam laporan terbaru menyebutkan cadangan minyak mentah utama di Cushing, Oklahoma telah mencapai titik terendah dalam 14 tahun yakni bawah 23 juta barel.

Dipasar spot, harga minyak berakhir menguat sebanyak 58 sen atau 0.65% pada level $89.95 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS naik 85 sen atau 0.95% pada level $90.53 per barel. Sedangkan Minyak berjangka Brent London naik sebanyak 55 sen atau 0.60% pada level $92.43 per barel.

Saham

Pasar global terkoreksi tajam ditengah kekhawatiran tentang krisis properti China yang semakin meluas dan menghacurkan prospek pemulihan ekonomi global. Dipasar AS, sentimen semakin memburuk menyusul serangkaian data ekonomi AS yang dirilis negatif.

Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 350 poin atau 1.14% pada 33,618.88. Indeks S&P 500 AS turun 1.47% pada 4,273.53 dan indeks Nasdaq AS anjlok 1.57% pada level 13,063.61.

Sentimen

Selama sesi perdagangan Rabu (27/9), fokus utama pasar global masih akan tertuju pada pergerakkan Dolar sebagai tolak ukur pertukaran utama dan perkembangan ekonomi Tiongkok.

Dari rangkaian data ekonomi, pasar akan terfokus pada laporan Durable Goods Orders AS yang akan dirilis pada pukul 19.30 WIB.

Share this post
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp