Harga Emas kembali melanjutkan penurunannya, mencetak posisi terendah bulanan baru diarea $1,857 sebelum berakhir rebound diatas level $1,860 per ons. Sentimen pasar yang beragam dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengisi kekosongan ruang yang terbentuk pada akhir kuartal pertama tahun ini.
Dalam rangkaian data ekonomi yang dirilis selama sesi perdagangan Amerika, memberikan hasil yang beragam diantarnya:
- US GDP (QoQ) (Q2), 2.1% (A) vs. 2.1% (F) vs. 2.0% (P)
- US Initial Jobless Claims, 204K (A) vs. 217K (F) vs. 201K (P)
- US Core PCE Prices (Q2), 3.7% (A) vs. 3.70% (F) vs. 3.70% (P)
- US PCE Prices (Q2), 2.5% (A) vs. 2.5% (F) vs. 2.5% (P)
- US Pending Home Sales (MoM) (Aug), -7.1% (A) vs. -0.8% (F) vs. 0.5% (P)
Momentum ini, dijadikan pelaku pasar sebagai aksi ambil untung – dengan memanfaatkan volatiltas dipasar emas. Dipasar spot, harga emas berakhir melemah sebanyak $10.44 atau 0.56% pada level $1,864.29 per ons, setelah sebelumnya uji level terendah baru 10 Maret pada $1,857.55.
Sedangkan emas berjangka kontrak Desember berakhir melemah sebanyak $9.10 atau 0.48% pada level $1,881.80 per ons, setelah capai tertinggi $1,896 dan terendah $1,874 di Divisi Comex.
Dolar
Tak banyak berita diluar data ekonomi yang muncul selama sesi perdagangan Kamis (28/9), namun penguatan Yen setelah beberapa kali intervensi verbal olah Bank Sentral membantu rebound aset berisiko dan melemahkan Dolar AS.
Indeks Dolar AS terkoreksi dari tertinggi November – ditutup turun sebanyak 57 poin atau 0.53% pada level 106.13, setelah capai tertinggi 106.84 dan terendah 106.16.
Yen Jepang menguat terhadap Dolar AS, setelah intervensi verbal oleh Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki yang menegaskan bahwa Dirinya tidak akan mengesampingkan langkah apa pun untuk merespon – jika terjadi volatilitas nilai tukar yang berlebihan. Dan menambahkan bahwa otoritas mengawasi dengan cermat pergerakan FX dengan rasa urgensi.
Hingga akhir perdagangan Kamis (28/9), USD/JPY ditutup turun sebanyak 35 poin atau 0.23% pada level 149.280, setelah capai tertinggi 149.613 dan terendah 149.136.
Sementara itu, sekeranjang matauang berisiko memanfaatkan momentum pelemahan Dolar untuk menarik diri dari lembah penurunan terburuknya dalam setahun terakhir.
- AUDUSD : 0.6426 , +75 / +1.18%
- EURUSD : 1.0564 , +63 / +0.60%
- GBPUSD : 1.2201 , +68 / +0.56%
- NZDUSD : 0.5961 , +39 / +0.66%
Minyak
Harga minyak mentah dunia berakhir melemah dari level tertingginya sejak setahun terakhir menyusul pelemahan indeks Dolar Amerika.
Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah sebanyak $1.89 atau 2.04% pada level $90.88 per barel. Minyak mentah WTI AS turun $1.87 atau 2.00% pada level $91.81 per barel. Sedangkan Brent London turun $1.26 atau 1.34% pada level $93.10 per barel.
Saham
Sentimen pasar terlihat membaik dipasar saham Amerika setelah data ekonomi terbaru memperlihatkan perekonomian AS menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan sebesar 2,1% di Triwulan ke-2 di tengah perlambatan inflasi dan jumlah klaim pengangguran AS yang hanya naik sebanyak 204.000 dalam seminggu lalu, lebih rendah dari sebelumnya pada 214K.
- Dow Jones : 33,666.34 , +116.07 / +0.35%
- S&P 500 : 4,299.70 , +25.19 / +0.59%
- Nasdaq : 13,201.28 , +108.43 / +0.83%
Sentimen
Selama sesi perdagangan akhir pekan ini, fokus utama pasar akan terfokus pada politik AS – dimana Kemungkinan penutupan pemerintah AS akan terjadi karena Partai Republik dan Demokrat masih terus memperdebatkan anggaran Pemerintah Federal tahun 2024.
Sejauh ini, jika belum capai kesepakatan hingga 30 September, AS terancam untuk menghentikan fungsi pemerintah jika RUU tersebut belum disahkan pada Sabtu malam atau ‘shutdown’ untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.
Diluar dari sentimen tersebut, pasar juga akan terfokus pada serangkaian data ekonomi global diantaranya: Inflasi Jepang, Manufaktur PMI Tingkok, GDP Inggris, Inflasi Eropa hingga Inflasi (PCE Price) Amerika.