Turun Tajam, Harga Minyak Anjlok Lebih Dari 5%

Harga minyak mentah Dunia diperdagangkan terjun bebas selama sesi perdagangan Rabu (4/10), melemah tanpa perlawanan merespon data tenaga kerja AS yang mengecewakan – memperburuk sentimen pasar bahwa ekonomi AS melambat jauh lebih buruk dari yang diharapkan.

Investor bahkan mengabaikan hasil laporan persediaan minyak mentah AS oleh EIA yang mencatat penurunan lebih dari 2 juta barel dalam sepekan terakhir dan berita komitmen Arab Saudi dan Rusia untuk mempertahankan pemotongan produksi hingga akhir tahun 2024.

Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah $4.99 atau 5.65% pada level $83.37 per barel, setelah capai tertinggi $88.47 dan terendah $83.15. Minyak mentah berjangka WTI AS anjlok sebanyak $4.79 atau 5.37% pada level $84.44 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent Londin anjlok sebanyak $5.24 atau 5.76% pada level $85.81 per barel.

Melihat fundamental data dan fundamental OPEC dimasa mendatang, harga minyak berpotensi rebound dari level terendah Rabu (4/10).

Dolar

Indeks Dolar AS bergerak melemah tajam sesaat setelah laporan tenaga kerja Swasta AS oleh ADP dirilis mengecawakan, mengalihkan pandangan pelaku pasar tentang kebijakan Federal Reserve AS yang mungkin akan menghindari kenaikan suku bunga setelah data tenaga kerja yang lemah.

Dalam data selama sesi perdagangan Rabu malam memperlihatkan bahwa,

  • US ADP Nonfarm Employment Change (Sep), 89K (A) vs. 153K (F) vs. 180K (P)
  • US S&P Global Services PMI (Sep), 50.1 (A) vs. 50.2 (F) vs. 50.5 (P)
  • US ISM Non-Manufacturing PMI (Sep), 53.6 (A) vs. 53.6 (F) vs. 54.5 (P)

Disisi lain, laporan tentang aktifitas bisnins Amerika yang melambat semakin mempertajam pelemahan Dolar. Hingga akhir perdagangan Rbu (4/10), Dolar berakhir melemah sebanyak 28 poin atau 0.26% pada level 106.81, setelah capai tertinggi 107.25 dan terendah 106.51.

Melemahnya Dolar, membantu pasar matauang berisiko melanjutkan kenaikannya sejak sesi Asia merespon laporan aktifitas bisnis Eropa dan Inggris yang dirilis lebih baik – meski masih dibawah level psikologis 50.

  • HCOB Germany Services PMI (Sep), 50.3 (A) vs. 49.8 (F) vs. 47.3 (P)
  • HCOB Eurozone Services PMI (Sep), 48.7 (A) vs. 48.4 (F) vs. 47.9 (P)
  • GBP S&P Global/CIPS UK Services PMI (Sep), 49.3 (A) vs. 47.2 (F) vs. 49.5 (P)
  • EU PPI (MoM) (Aug), 0.6% (A) vs. -0.5% (P)
  • EU PPI (YoY) (Aug), -11.5% (A) vs. -7.6% (P)
  • EU Retail Sales (MoM) (Aug), -1.2% (A) vs. -0.2% (P)
  • EU Retail Sales (YoY) (Aug), -2.1% (A) vs. -1.0% (P)

Pasangan EUR/USD menguat 39 poi natau 0.37% pada level 1.05032. GBP/USD naik 59 poin atau 0.49% pada 1.21345. Sementara AUD/USD naik sebanyak 23 poin atau 0.36% pada level 0.63233.

Emas

Harga emas bergerak mondar-mandir dikisaran $1,830 – $1,816, diuntungkan oleh pelemahan Dolar namun terbebani oleh pelemahan harga minyak mentah dunia dan antisipasi pelaku pasar pada data tenaga kerja AS NFP pada akhir pekan yang akan datang, serta kenaikan imbal hasil obligasi global.

Selama sesi perdagangan Rabu (4/10) Pasar emas nampak mencoba bergerak lebih tinggi, namun gagal bertahan diatas level $1,830 per ons menyusul melonjaknya imbal hasil AS dan Eropa ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama bertahun-tahun sebelum akhirnya pulih.

Imbal hasil (yield) Inggris dengan tenor 30-tahun diperdagangkan naik mencapai 5%, imbal hasil obligasi pemerintah Jerman dengan tenor 30-tahun mencapai 3% untuk pertama kalinya sejak 2011, dan imbal hasil obligasi 10-tahun AS mencapai puncaknya pada 4,88% sebelum turun kembali ke 4,73%.

Dipasar spot, harga emas berakhir melemah tipis hanya sekitar $1.71 atau 0.09% pada level $1,820.93 per ons, setelah capai tertinggi $1,830 dan terendah $1,816. Emas berjangka kontrak Desember berakhir melemah sekitar $5.50 atau 0.30% pada level $1,836.00 per ons di Divisi Comex.

Sentimen

Selama sesi perdagangan Kamis (5/10), fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan Neraca Perdagangan dan Klaim Pengangguran AS yang akan dirilis pada pukul 19.30 WIB. Diluar dari rangkaian data ekonomi AS, pasar akan memperhatikan pergerakkan Dolar sebagai tolak ukur pertukaran utama.

Share this post
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp